Candi Dieng adalah kumpulan Candi yang terletak di kawasan Pegunungan Dieng, Jawa Tengah, pada ketinggian 2000 mdpl.
Kumpulan Candi Hindu baraliran Syiwa ini merupakan candi tertua di Jawa, diperkirakan di bangun pada akhir abad ke-8, atas perintah raja-raja dari wangsa Sanjaya.
Di Kawasan Dieng ditemukan prasasti berangka tahun 808 M, berhuruf Jawa Kuno, dan sebuah arca Syiwa yang disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Pembangunan Candi Dieng diperkirakan melalui 2 tahap. Candi Dieng di temukan pertama kali oleh seorang tentara Inggris, pada tahun 1814, masih dalam keadaan terendam air dalam genangan air telaga.
Tahun 1856 barulah kumpulan candi dikeringkan dari genangan air telaga, di pimpin oleh Van Kinsbergen dari Belanda.Upaya pembersihan berlanjut hingga tahun 1864, dilakukan pencatatan dan pengambilan gambar.
Luas keseluruhan kompleks Candi Dieng 1,8 x 0,8 km persegi. Candi-candi tersebut di bagi menjadi 3 kelompok candi, dan 1 candi yang berdiri sendiri. Candi-candi di Dieng diberi nama mengambil nama tokoh dalam cerita wayang Mahabarata.
1. Kelompok Candi Arjuna
Kelompok Arjuna terletak di tengah kawasan candi Dieng terdiri atas 4 candi yang berderet memanjang dari arah utara ke selatan . Candi Arjuna terletak di paling selatan, kemudian berturut ke arah utara adalah Candi Srikandi, Candi Sembadra, dan Candi Puntadewa, menghadap ke barat.Tepat di depan Candi Aruna, terdapat Candi Semar.
Kompleks Candi Arjuna ini merupakan kelompok candi yang terbilang paling utuh dibanding dengan yang lain, sehingga merupakan kompleks candi yang paling banyak dikunjungi.
2. Kelompok Candi Gatot Kaca
Kelompok Gatot Kaca juga terdapat 5 candi, yaitu Candi Gatot Kaca, Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Peruk, dan Candi Gareng, namun yang sekarang masih utuh hanya Candi Gatot Kaca.
3. Kelompok Candi Dwarawati
Kelompok Dwarawati terdiri atas 4 candi, yakni Candi Dwarawati, Candi Abiyasa, Candi Pandu, dan Candi Margasari. Candi Dwarawati merupakan yang paling utuh.
4. Candi Bima
Candi Bima merupakan candi yang paling besar dibanding dengan yang lain, terletak menyendiri di atas bukit.Puncaknya sudah hancur, sehingga tidak diketahui bentuk aslinya.